Jumat, 21 Oktober 2016

K E L U A R G A



Keluarga merupakan tempat yang penting bagi perkembangan anak secara fisik, emosi, spiritual, dan sosial. Menurut Ira Reiss (Srilestari:2012), keluarga adalah suatu kelompok kecil yang terstruktur dalam pertalian keluarga dan memiliki fungsi utama berupa sosialisasi pemeliharaan terhadap generasi baru.

Keluarga dapat dibedakkan menjadi dua berdasarkan keberadaan anggota keluarga, yaitu keluarga inti dan keluarga batih. Keluarga inti merupakan keluarga yang di dalamnya hanya terdapat tiga posisi sosial, yaitu: suami-ayah, istri-ibu, dan anak, sedangkan keluarga batih merupakan keluarga yang di dalamnya terdapat posisi lain selain kleuarga inti (Lee, 1982).

Menjadi orangtua merupakan salah satu tahapan yang dijalani oleh pasangan yang memiliki anak. Anak-anak akan mengalami proses tumbuh dan berkembang dalam suatu lingkungan dan hubungan(Thompson, 2006). Menurut Thompson, hubungan menjadi katalis bagi perkembangan dan jalur untuk meningkatkan pengetahuan dan informasi, dukungan emosi serta berbagai pengaruh lain semenjak dini. Suatu hubungan yang berkualitas baik akan memberi pengaruh yang baik pula. Sebaliknya, kualitas hubungan yang buruk dapat mengakibatkan terjadinya suatu masalah terhadap perilaku.

Dalam tinjauan psikologi perkembangan, pandangan tentang relasi orangtua-anak pada umumnya merujuk pada teori kelekatan (attachment theory) yang pertama kali dicetuskan oleh John Bowlby(1969). Pengertian yang lebih luas mengenai kelekatan diungkapkan oleh Mercer(2006), kelekatan yakni sebagai ikatan emosi yang terjadi diantara manusia yang memandu perasaan dan perilaku. Selain itu ada dijelaskan pula teori penerimaan dan penolakan orangtua (parental acceptance-rejection theory) yang dikembangkan oleh Rohner. Penerimaan dan penolakan orangtua membentuk suatu dimensi kehangatan dalam pengasuhan yang merupakan suatu rentang kontinum. Disatu sisi ditandai oleh penerimaan yang mencakup berbagai perasaan dan perilaku yang menunjukkan kehangatan, afeksi, kepedulian, perhatian dukungan serta cinta, disisi lain ditandai oleh penolakan yang mencakup ketiadaan atau penarikan berbagai perasaan atau perilaku tersebut (kehangatan, kepedulian, dan lain-lain), dan adanya perasaan atau perilaku yang menyakitkan secara fisik maupun psikologis (seperti tidak menghargai, tak acuh, caci maki, dan penyiksaan). Pengaruh keluarga akan menjadi cerminan diri bagi anaknya. Oleh karena itu, penting bagi keluarga untuk mengetahui cara yang baik dan tepat dalam menghadapi dan mendidik anak di usia dini terutama pada anak usia lima tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar