Rabu, 19 Oktober 2016

Orang Tua dan Anak

Anak adalah turunan yang kedua atau makhluk yang lebih kecil sebagai anugerah yang menyejukan mata dan ini adalah nikmat dari Allah SWT. Keluarga adalah forum pendidikan utama dalam sejarah hidup sang anak yang menjadi dasar penting dalam pembentukan karakter yang kuat dan jiwa yang baik pada anak. Keluarga tanpa kekerasan merupakan solusi efektif untuk membuat seorang anak merasa nyaman dan damai saat berada di rumah.

Dewasa ini, banyak orangtua yang mendidik anaknya dengan emosi, bahkan kurangnya perhatian pada sang anak. Banyak orangtua yang menghabiskan watunya di luar rumah dan mengabaikan keluarga, sehingga sang anak merasa terabaikan. Ada juga orangtua yang merasa cukup memenuhi kebutuhan materil kepada anaknya, tetapi soal pendidikan, tumbuh kembangnya, perhatian serta kasih sayangnya cenderung dinomorduakan. Semua anak ingin diperhatian. Penyataan ini sederhana tetapi memiliki nilai kebenaran yang fundamental dalam pengasuhan anak. Anak akan tumbuh dengan baik bila orangtuanya memberikan perhatian yang positif. Sebaliknya, anak akan tumbuh ‘liar’ ketika sering mendapatkan perhatian atau perlakuan yang negatif. Anak akan senang bila orangtuanya memujinya. Dan mereka juga lebih senang ketika orangtuanya membentak atau mengoreksi kesalahan mereka daripada mengabaikannya sama sekali. Kebanyakan dari orangtua cenderung menunggu sampai anaknya melakukan kesalahan. Dan pada saat itulah, orangtua akan memberikan perhatian, baik perhatian yang positif ataupun negatif. Hal itu berdampak buruk bagi sang anak, karena demikian sang anak menangkap kecenderungan bahwa mereka akan diperhatikan jika melakukan kesalahan atau berperilaku buruk.Jika anak sering melakukan kesalahan, maka disadari ataupun tidak disadari, orangtua akan melakukan kekerasan pada anaknya. Salah satu bentuk kekerasan tersebut adalah kekerasan verbal atau berupa bentakan yang biasanya menyakitkan hati sang anak. Berbagai bentuk ucapan  yang menyakitkan hati sang anak akan berpengaruh pada kehidupannya saat ini maupun di masa yang akan datang. Kekerasan verbal atu bentakan terhadap anak akan menumbuhkan rasa sakit hati hingga membuat mereka berpikir bahwa dirinya seperti yang kerap diucapkan orangtuanya. Jika orangtua berkata bodoh atau jelek, maka mereka akan menganggap bahwa dirinya demikian. Meskipun dampaknya tidak terjadi secara langsung, namun melalui proses. (Choirunnisa, 2008).              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar