Kamis, 27 Oktober 2016

S T R E S



Pengertian Stres
Desmita(2005,291)  mendefinisikan stress sekolah sebagai ketegangan emosional yang muncul dari peristiwa-peristiwa kehidupan di sekolah,dan perasaan terancamnya keselamatan atau harga diri siswa, sehingga memunculkan reaksi-reaksi fisik, psikologis dan tingkah laku yang berdampak pada penyesuaian psikologis dan prestasi akademis.
Secara umum stres adalah kondisi stres atau perasaan yang tidak nyaman yang dialami oleh siswa akibat adanya tuntutan sekolah yang dinilai menekan, sehingga memicu terjadinya ketegangan fisik, psikologis, dan perubahan tingkah laku serta dapat mempengaruhi prestasi belajar mereka.

Sumber Stres Sekolah
Desmita(2005)mengidentifikasikan ada 4 tuntutan sekolah yang dapat menjadi sumber stres,yaitu:
  1. Tuntutan fisik
  2. Tuntutan tugas
  3. Tuntutan peran
  4. Tuntutan interpersonal

Dampak stress
Sebagaimana dijelaskan oleh Hans Selye dalam teorinya tentang stress, bahwa tidak semua stress bersifat negatif, melainkan stress dapat pula bersifat positif. Selye membedakan tiga bentuk stress:
       Distress, diasosiasikan dengan respins terhadap stress yang bersifat tidak memuaskan yang dapat merusak pada keseimbangan fungsi tubuh individu.
       Eustress, respons terhadap stress yang bersifat memuaskan yang dapat membangkitkan fungsi optimal tubuh, baik fungsi fisik maupun fungsi psikis.
Neustress, mengacu pada respon stress individual yang bersifat netral, yang tidak member akibat nagatif maupun positif, namun menyebabkan tubuh berada pada fungsi internal yang mantap, tetap berada dalam keadaan homoestatis (Elmira, 1993, Sarafino, 1990; Branno & Fiest, 2000).
Hampir senada dengan pandangan Selye tersebut, Lazarus juga membedakan stress atas tiga tipe penilaian, yaitu:
1.       Harm-loss, mengacu pada besarnya kerusakan yang sudah terjadi
2.       Threat, mengacu pada pengharapan atas bahaya yang akan datang.
3.        Chalenge, mengacu pada kesempatan untuk mencapai pertumbuhan, penguasaan suatu bidang, atau keuntungan dengan menggunakan lebih dari factor-faktor rutin untuk memenuhi kebutuhan. Penilaian terhadap tantangan mungkin menimbulkan kegembiraan atau antisipasi.

Mengacu pada teori di atas, dapat dipahami bahwa stress sekolah tidak sepenuhnya bendampak negatif, melainkan juga dapat bermakna positif bagi remaja, dalam artian dapat sebagai tantangan untuk mengatasinya. Stress yang bermakna positif ini tidak membahayakan, malah sebaliknya diperlukan untuk meningkatkan kualitas diri dan prestasi belajar.

Upaya Menangani Masalah Stress Sekolah Yang Dialami Peserta Didik
1.       Menciptakan iklim sekolah yang kondusif
2.       Melaksanakan program pelatihan penanganan stress
3.       Mengembangkan resiliensi peserta didik
4.       Memberikan tugas sesuai dengan kondisi dan kemampuan siswa dan mengkondisikan iklim da suasana kelas yang sehat dan nyaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar