Kamis, 13 Oktober 2016

SIFAT PENTING PENGETAHUAN AKAL SEHAT

Pada tataran teoritis, Schurtz sudah memetakan beberapa sifat penting pengetahuan akal sehat dan kognisi ini. Pertama, dunia kehidupan sehari-hari adalah dunia yang dirembesi oleh apa yang disebut Schutz ‘epos  sikap ilmiah’. Dalam hidup sehari-hari, terdapatsuspensi keraguan umum bahwa segala sesuatu bisa saja tidak seperti yang terlihat atau bahwa pengalaman masa lalu tidak bisa menjadi penuntun yang bisa diandalkan bagi masa kini. Jika demikian, objektivitas dan tipikaslitas objek-objek dan peristiwa-peristiwa sehari-hari, dipahami berdasarkan penerimaan begitu saja.

Kedua, Schutz berpendapat jika objek-objek di mana pelaku berorientasi kepadanya, dibentuk secara aktif dalam arus utama pengalaman melalui serangkaian operasi subjektif. Oleh karena itu, yang penting dari konteks ini adalah konsep bahwa konstruksi objek-objek alamiah dan sosial mau tidak mau mesti disempurnakan melalui pembaruan tanpa akhir ‘sintesis-sintesis pengidentifikasian’. Dengan cara ini, objek-objek distabilkan sebagai objek-objek ‘yang sama’, tak peduli perubahan-perubahan di dalam perspektif-perspektif fisik yang membuat mereka terlihat dan dalam kasus objek-objek tidak bernyawa, tak peduli perubahan bentuk mereka dana manifest perilakunya yang beragam.

Ketiga, Schutz berpendapat bahwa semua objek dunia sosial dibentuk dalam kerangka ‘kekeluargaan dan keakraban’ yang disediakan oleh ‘stok pengetahuan yang dimiliki’ yang asal-usulnya bersifat sosial.

Keempat, stok konstruksi-konstruksi sosial ini dipertahankan dalam bentuk yang khas. Pengetahuan khas yang dipakai pelaku untuk menganalisis dunia sosial memangtidak begitu tepat dan bisa direvisi, tetapi di dalam sikap sehari-hari yang di dalamnya konstruksi-konstruksi berfungsi sebahai sumber programatik peengorganisasian tindakan-pertanyaan seperti kebenaran dan kegunaan konstruksi ini masih belum bisa dijawab.

Kelima, Schutz mengusulkan bahwa pengalaman intersuubyektif di antara para pelaku dicapai lewat sebuah proses aktif yang di dalamnya partisipan mengasumsikan ‘tesis umum resiprositas perspektif. Artinya, meskipun perspektif, biografi, dan motivasi yang berbeda mengarahkan pelaku untuk memiliki pengalaman yang tidak identik terhadap dunia, tetap saja mereka dapat menganggap pengalaman mereka ‘identik untuk semua maksud praktis’.

Sejak awal tulisannya, Schutz sudah menegaskan jika dunia sosial diinterpretasikan berdasarkan kategori-kategori akal sehat dan konstruksi-konstruksi yang kebanyakan berakar di dunia sosial.konstruksi-konstruksi tersebut adalah sumber pelau sosial yang mengintepretasikan berbagai situasi tindakan mereka, memahami maksud dan motivasi orang lain, mencapai pemahaman intersubjektif serta tindakan-tindakan yang terkoordinasikan dari yang lebih umum, sifat konstruksi tersebut menyaratkan penyelidikan sistematik pada tingkatan teoritis maupun empiris. Bahkan Schutz mengatakan, kandungan dan sifat konstruksi-konstruksi tidak bisa diabaikan tanpa kehilangan fondasi-fondasi dasar teori sosialnya, acuan kepadan dunia sosial kehidupan sehari-hari dan pengalaman adalah satu-satunya jaminan tertinggi bahwa ‘dunia realitas sosial tidak akan pernah dapat digantikan oleh dunia fiktif yang tidak ada yang diciptakan para pengamat ilmiah’.

Dari perspektif ini, pengamat ilmiah berurusan dengan cara memaknai dan menjadikan dunia sosial bermakna. Fokus kejiannya dicurahkan pada cara anggota-anggota dunia sosial memahami dan menindaklanjuti objek pengalaman mereka seolah-olah objek pengalaman tersebut merupakan benda-benda yang berdiri sendiri dan terlepas dari diri mereka. Formulasi sosiloginya yang didasarkan pada kemunculan kategori sui generis, artinya yang terpisah dan berdiri sendiri dari pemikiran dari akhir individu, sesungguhnya selaras dengan tujuan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar